Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Sebanyak 30 pabrik tekstil di Indonesia terpaksa tutup dan merumahkan ribuan pekerjanya. Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, dalam 2 tahun terakhir banyak pabrik yang tutup.
Ia mengatakan, ada 30 pabrik yang bergerak di bidang tekstil yang tutup.
“Terakhir ada BUMN PT Primissima yang kemarin baru tutup. Jadi sudah ada 30 pabrik yang tutup, stop produksi. Bahkan ada yang merelokasi beberapa pabriknya,” kata Redma kepada . Indonesia, dikutip Sabtu (30/11/2024).
“Masih banyak industri yang terdampak namun tidak melaporkannya,” imbuhnya.
Foto: Kondisi ribuan mesin jahit tertutup kain dan tidak terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). ( . Indonesia/Muhammad Sabki)
Kondisi ribuan mesin jahit tertutup kain dan tidak terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). ( . Indonesia/Muhammad Sabki)
|
Penutupan pabrik menyebabkan lebih dari 11.207 pekerja kehilangan pekerjaan. Angka tersebut belum termasuk jumlah total PHK karena ada perusahaan yang belum diketahui jumlah PHKnya.
Berikut rincian data 30 perusahaan TPT yang tutup dan stop produksi sejak triwulan II 2022, mengutip data APSyFI (belum tercatat nama PT Primissima):
1. PT LAWE ADYAPRIMA
2. PT GRAND PINTALAN
3. PT CENTEX – PABRIK PEMINTALAN
4. PT DAMATEX
5. PT ARGO PANTES – BEKASI
6. PT ASIA CITRA PRATAMA
7. PT KAHA APOLLO UTAMA
8. PT MULIA CEMERLANG ABADI
9. PT LUCKY TEKSTILE (PHK 100 ORG)
10. PT GRAND TERBAIK (PHK 300 ORG)
11. PT DELTA MERLIN TEKSTIL I DUNIATEX GRUP (PHK 660 ORG)
12. PT DELTA MERLIN TEXTILE II DUNIATEX GROUP (PHK 924 ORG)
13. PT PULAUMAS TEKSTILE (PHK 460)
14. PT TUNTEX (TUTUP & PHK 1.163 orang)
15. AGUNGTEX GROUP (2000an orang di PHK)
16. PT KABANA (PHK 1200-an)
17. PT PISMATEX (PAILIT & PHK 1700an)
18. PT SAI APAREL (relokasi sebagian)
19. PT ADETEX (500-an di PHK)
20. PT NIKAMAS (ribuan pekerja bertahap)
21. PT CHINGLUH (2000 karyawan)
22. PT HS APAREL (tertutup)
23. PT STARPIA (ditutup)
24. PT DJONI TEKSINDO
25. PT EFENDI SMS
26. PT FOTEXCO BUSANA INTERNASIONAL
27. PT WISKA SUMEDANG (tutup & PHK sekitar 700)
28. PT ALENATEX (tutup & PHK 700-an)
29. PT KUSUMA GROUP (3 perusahaan tutup & 1500 PHK)
Industri tekstil patut mendapat perhatian lebih karena merupakan usaha padat karya. Artinya, ketika sebuah pabrik tutup, ribuan orang bisa kehilangan pekerjaan pada saat yang bersamaan.
Secara triwulanan, industri TPT mengalami kontraksi 2,63% qoq menjadi tumbuh 5,37% qoq. Sementara secara tahunan, industri TPT mengalami kontraksi 0,03% yoy menjadi tumbuh 7,43% yoy. Sebagai catatan, pertumbuhan industri TPT kali ini juga terjadi karena rendahnya basis triwulanan.
Selain itu, ada sejumlah perusahaan tekstil yang menunggu keputusan Pengadilan terkait Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), seperti PT Sri Rejeki Isman atau Sritex, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT), dan PT Pan Brothers Tbk.
(siapa/siapa)
Artikel Berikutnya
Tsunami Matinya Pabrik Tekstil Indonesia Nyata, 36 Sudah Tutup Sejak 2019