Banyak yang belum tahu kalau Soeharto pernah memberikan makanan bergizi gratis

Redaksi

Suarainspiratif.com,




Jakarta, . Indonesia – Salah satu program andalan Presiden Prabowo yang juga menjadi janji kampanyenya adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai. Namun, Prabowo bukanlah presiden Indonesia pertama yang mendapat program makan bergizi gratis. Jauh sebelumnya, Presiden Soeharto sudah melaksanakan program serupa.

Sejarah mencatat, jauh sebelum MBG diluncurkan, pemerintah mencanangkan program serupa pada tahun 1990-an yang diberi nama PMT-AS.

PMT-AS merupakan singkatan dari Pemberian Makanan Tambahan kepada Anak Sekolah yang diluncurkan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1991. Mengutip publikasi Sekretariat Negara, program PMT-AS diluncurkan sebagai solusi mengatasi tingginya angka gizi buruk di kalangan sekolah. anak-anak di Indonesia, khususnya di daerah tertinggal, menyebabkan angka putus sekolah juga tinggi.

PMT-AS era Soeharto dilaksanakan di 11 provinsi, mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, hingga Irian Jaya. Total penerima mencapai 41.769 orang.




Foto: Warga menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di kawasan Ciracas, Jakarta, Jumat (10/1/2025). Pemerintah telah memulai program MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di Posyandu Anyelir 1 dan Posyandu Dahlia 2. ( . Indonesia/Faisal Rahman)

Dalam pelaksanaannya, menu makanan PMT-AS mengacu pada hasil pertanian dari desa tempat sekolah berada yang kemudian diolah menjadi makanan ringan, bukan makanan berat seperti nasi dan lauk pauk. Artinya setiap sekolah akan mendapat menu yang berbeda-beda.

Pemerintah hanya memberikan beberapa ketentuan antara lain: 1) mencapai 200-300 Kilokalori (Kkal) yang mencakup 5 gram protein, 2) sesuai anggaran Rp250 untuk wilayah Indonesia Barat dan Rp350 untuk wilayah Indonesia Timur, 3 ) tidak menggunakan pangan olahan impor dari dalam kota, seperti susu bubuk, susu kaleng, susu karton, mie instan, roti, dan kue.

Selain makanan, pemerintah juga memberikan obat cacing dan tablet zat besi kepada setiap anak. Hal ini bertujuan untuk mencegah anemia dan mencukupi kadar zat besi dalam tubuh setiap anak. Program ini akan diberikan selama 9 bulan selama kegiatan belajar mengajar yang melibatkan guru, orang tua dan kader PKK.

Dalam kumpulan artikel bertajuk Kependudukan dan Pembangunan (2020), diketahui bahwa program tersebut berhasil mengatasi masalah gizi buruk. Faktanya, siswa menunjukkan minat positif yang terlihat dari berkurangnya ketidakhadiran di kelas. Atas dasar itulah kebijakan program PMT-AS diperluas ke seluruh Indonesia.

“Setelah program ini menunjukkan keberhasilan, terutama mengurangi angka ketidakhadiran siswa dan sekaligus meningkatkan minat belajar, maka cakupan program PMT-AS kemudian diperluas kembali,” ujar tim penulis.

Saat itu, urgensi perluasan program juga semakin meningkat setelah survei Kementerian Sosial mencatat tidak kurang dari 40% anak di Indonesia menderita gizi buruk, terutama di pedesaan dan keluarga miskin. Dalam laporan Dharmasena (Maret 1996), diketahui bahwa pada tahun 1994 anak sekolah yang mengalami gangguan tumbuh kembang berkisar antara 13,6% hingga 43,7%. Survei ini dilakukan terhadap 600 ribu anak SD/MI di 27 provinsi.

Untuk itu Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No.1 Tahun 1997 tentang Program Makanan Tambahan Anak Sekolah.

“Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) merupakan gerakan nasional yang dilaksanakan di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) negeri dan swasta yang didirikan pemerintah,” tulis aturan tersebut.




Foto: Warga menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di kawasan Ciracas, Jakarta, Jumat (10/1/2025). Pemerintah telah memulai program MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di Posyandu Anyelir 1 dan Posyandu Dahlia 2. ( . Indonesia/Faisal Rahman)

Implementasi program ini sama dengan uji coba pada tahun 1991. Perbedaannya hanya terletak pada frekuensi pemberian makanan tambahan. Jika awalnya menurut hari pembelajaran (5 hari), kini menjadi tiga kali dalam seminggu.

Mendagri Yogie SM menambahkan, pemberian makanan tambahan kepada siswa SD/MI akan dilakukan tiga kali dalam seminggu. Bentuk dan jenis makanan yang disajikan kepada anak-anak tersebut bukanlah makanan lengkap, seperti nasi dan lauk pauk. , tapi snack atau jajanan. ,' tulis majalah Dharmasena.

Meski terjadi perubahan, namun secara statistik terjadi peningkatan jumlah peserta PMT-AS. Pada tahun 1996/1997, terdapat 16.800 satuan SD/MI dengan 2,1 juta siswa yang mengikuti program ini.

Angka ini terus meningkat menjadi 6,87 juta siswa dan 47.900 unit sekolah pada tahun 1998/1999. Saat ini cakupan program PMT-AS tidak hanya terbatas pada pelajar yang tinggal di daerah miskin saja. Namun, juga mereka yang tinggal di wilayah yang masuk kategori tidak miskin.

Meski begitu, program PMT-AS bukannya tanpa kekurangan. Indonesia Corruption Watch menyebut ada dugaan korupsi penyalahgunaan dana PMT-AS karena tidak ada kontrol lebih lanjut dalam pemerintahannya. Apalagi, ada temuan di beberapa sekolah bahwa menu makanan tidak sesuai dengan anggaran pemerintah. Namun, tidak ada penyelidikan lebih lanjut atas tuduhan tersebut.

Ketika rezim berganti, program PMT-AS dilanjutkan oleh beberapa presiden berikutnya. Tentu saja ada juga perubahan fokus dan tujuan. Pada tahun 2010 misalnya, program PMT-AS difokuskan pada daerah yang angka gizi buruknya masih tinggi.

Namun kini program PMT-AS telah berubah menjadi program Makan Bergizi Gratis yang banyak diberikan kepada setiap anak sekolah, ibu menyusui, dan ibu hamil.

(hsy/hsy)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Kalau Tak Ada Susu, Daun Kelor & Telur Bisa Jadi Solusi!



Artikel Berikutnya

Jokowi Umumkan Program Makan Bergizi Gratis ala Prabowo Masuk APBN 2025


Also Read

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat rat