Suarainspiratif.com,
JAKARTA (Antara) – Kepala Badan Makanan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa pembaruan Kebijakan Pembelian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (GKP) dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pembaruan kebijakan HPP diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong hasrat petani untuk meningkatkan produksi sambil memperkuat cadangan beras pemerintah,” kata Arief dalam sidang (RDP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat Komisi IV di Jakarta, Selasa (Selasa (Selasa 4/2).
Dia mengatakan bahwa semangat pemerintah dalam mewujudkan food -cuficiency dilakukan dengan memastikan produsen makanan dapat memperoleh tingkat harga yang baik dari hasil produktivitas mereka.
“Karena alasan ini, kebijakan HPP untuk memanen biji -bijian kering (GKP) di tingkat pertanian yang telah menjadi pelopor dalam mempertahankan harga di petani, terus diperkuat pada tahun 2025,” katanya.
Arief mengatakan bahwa implementasi GKP HPP telah dimulai sejak 2023. Dengan target penyesuaian harga dan penyerapan setiap tahun, pemerintah mengkonfirmasi kehadirannya untuk petani domestik.
Dia menyebutkan bahwa Badan Makanan Nasional telah meningkatkan GKP HPP, gandum dan beras sejak 2023.
Sebelumnya pada tahun 2022 dengan harga Rp4.200 per kilogram (kg), hingga Rp5.000 per kg pada 2023. Kemudian 2024 hingga Rp6.000 per kg hingga Rp6.500 per kg pada 2025.
“Dengan itu, harga GKP petani kami dapat meningkat karena rata -rata, harga petani jarang di bawah HPP,” jelas Arief.
Baca Juga: Presiden meminta Penggilingan Padi diasingkan sehingga biji -bijian dibeli Rp6.500
Berdasarkan data historis, harga rata -rata GKP dari panel harga makanan Bapanas pada tahun 2023 harga terendah pada Rp5.000 per kg yang sama dengan HPP saat ini. Kemudian pada tahun 2024, harga terendah adalah Rp5.720 per kg dengan HPP pada waktu itu Rp6.000 per kg. Tapi itu terjadi hanya pada bulan April dan Mei. Selain itu, harga rata -rata GKP terus meningkat hingga akhir 2024.
Untuk awal 2025, ia menghargai bulog Perum karena penyerapannya telah mencapai 18 ribu ton yang setara dengan beras. Ini dilakukan dengan serius atas perintah Presiden Prabowo Subianto.
“Presiden Prabowo jelas dan tegas, tidak ada kompromi, tidak ada yang menyerap GKP di bawah Rp6.500, termasuk sektor swasta. Jadi tidak ada pengurangan karena kadar air yang tinggi, karena Rendeman dan yang lainnya,” jelas Arief.
Realisasi pengadaan beras yang setara hingga 3 Februari telah memenangkan 18.359 ton. Jika diperiksa, total penyerapan pada Januari 2025 yang mencapai 14.389 ton mengalami eskalasi yang signifikan hingga 133,5 persen dibandingkan dengan Januari 2024 dan meningkat 109,3 persen dibandingkan dengan total penyerapan Januari 2023.
“Mengatur waktu penyerapan kami pada tahun 2025, akhir Februari, lalu Maret, dan April. Pada saat itu adalah momentum produksi beras kami meningkat. Tetapi untuk waktu berikutnya ada harga GKP di bawah HPP, bulog terus menyerap, “kata Arief.
“Tidak mungkin untuk menyerap 100 persen, tetapi niatnya adalah harga yang tersebar yang tidak masuk, harap disapu oleh bulog,” tambah Arief.
Sebagai rilis Central Statistics Agency (BPS), proyeksi produksi beras pada kuartal pertama 2025 dapat mencapai 8,67 juta ton dengan Januari dengan 1,33 juta ton, 2,10 juta ton Februari, dan Maret di 5,24 juta ton.
Sementara produksi pada kuartal awal 2024 adalah total 5,69 juta ton, jadi tahun ini ada perbedaan lebih dari produksi hingga 2,98 juta ton atau 52,37 persen.
Selain itu, perbedaan dalam produksi dan konsumsi pada bulan Januari-Maret tahun ini diperkirakan merupakan surplus 900 ribu ton. Ini meningkat 2,91 juta ton dengan produksi konsumsi periode yang sama tahun sebelumnya.
Ini karena perbedaan dalam produksi dan konsumsi 3 bulan pertama tahun lalu masih mengalami defisit 2,01 juta ton.
Selain itu, Arief menjelaskan strategi penyimpanan stok melalui optimalisasi pergudangan bulog dan dengan bekerja dengan pihak lain. Ini karena proyeksi stok dapat mencapai total hingga 5 juta ton.
“Kapasitas gudang bulog saat ini adalah 3,7 juta ton, telah diisi dengan 1,9 juta ton. Ya, kemudian 3 juta ton dari penyerapan harus diutamakan. Jadi bulog akan bekerja sama dengan makanan ID. Lalu ada SRG ( Sistem Penerimaan Gudang) Gudang, dengan sektor swasta juga dapat.
Diketahui, indeks nilai tukar petani (NTP) tidak pernah kurang dari 100 poin sejak 2022. Yang terbaru, NTP pada Januari 2025 telah meningkat dibandingkan dengan akhir 2024 menjadi 123,68.
Arief juga menyebutkan bahwa NTP tanaman pangan (NTPP) pada Januari 2025 juga bergerak hingga 109,06 dari Desember 2024 sebelumnya di 108,90.
Baca Juga: Menan Pastikan Grain HPP tidak mempengaruhi harga beras di masyarakat
Baca Juga: Harga Pembelian Gandum Petani di Aceh Barat Daya Di Bawah HPP
Pewarta: Muhammad Halanianto
Editor: Triono Subagyo
Hak Cipta © antara 2025