Suarainspiratif.com,
.
Serangan brutal Israel telah menewaskan ribuan warga di Lebanon sejak Oktober 2023. Foto/anadolu
Gencatan senjata ini disepakati untuk memberi waktu 60 hari bagi pasukan Israel untuk mundur dari posisinya di wilayah Lebanon Selatan.
Tujuan utama gencatan senjata adalah untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun yang melanda wilayah Lebanon dan Israel.
Selama periode gencatan senjata ini, Israel secara bertahap akan menarik pasukannya dari Lebanon selatan, sementara pejuang Hizbullah akan mundur ke utara dari Sungai Litani.
Tentara Lebanon akan ditempatkan di wilayah tersebut untuk memantau gencatan senjata.
Selain itu, tim internasional yang dipimpin Amerika Serikat dan melibatkan pasukan damai dari Perancis akan dikerahkan untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata.
Meski gencatan senjata ini dinilai sebagai langkah positif, namun sejumlah pihak masih mencurigai stabilitasnya akibat pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak sejak gencatan senjata berlaku.
Baik Israel maupun Hizbullah saling menuduh melanggar gencatan senjata.
Namun, dalam pidato pertamanya di televisi sejak gencatan senjata berlaku, Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada Jumat (29/11/2024) bahwa dia tidak membayangkan “ada masalah atau perselisihan” dengan militer.
“Koordinasi antara kelompok perlawanan dan militer Lebanon akan dilakukan pada tingkat tinggi untuk melaksanakan komitmen perjanjian tersebut,” kata Qassem.