ByteDance Menggugat Mantan Karyawan Magang sebesar Rp 16,5 Miliar karena Merusak Proyek AI

CINA – Perusahaan induk TikTok, ByteDance, menggugat mantan pekerja magangnya sebesar USD 1,1 juta (sekitar Rp 16,5 miliar) karena diduga merusak proyek pelatihan kecerdasan buatan (AI).

Gugatan tersebut, yang diajukan di pengadilan distrik Beijing, dilaporkan berpusat pada klaim bahwa Tian Keyu, mantan pekerja magang, dengan sengaja merusak kode untuk tugas pelatihan model AI perusahaan.

ByteDance merujuk kasus tersebut dalam pemberitahuan disipliner internal bulan ini, The South China Morning Post melaporkan pada hari Kamis.

Beberapa media Tiongkok pekan ini memberitakan bahwa ByteDance menuntut 8 juta yuan, sekitar USD 1,1 juta (sekitar Rp 16,5 miliar), dan permintaan maaf publik.

Bulan lalu, ByteDance mengatakan kepada BBC dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memecat Tian pada bulan Agustus dan dia magang di tim teknologinya tetapi tidak bekerja di laboratorium AI perusahaan tersebut.

Perusahaan menambahkan bahwa profil media sosialnya mengandung ketidakakuratan. Profil LinkedIn Tian menyatakan bahwa ia telah magang sebagai peneliti di tim VC dan lab AI ByteDance sejak tahun 2021.

Raksasa teknologi itu juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa laporan tentang mantan pekerja magang yang menyebabkan kerusakan pada sekitar 8.000 chip spesialis, yang disebut GPU, dan mengakibatkan kerugian jutaan dolar adalah hal yang berlebihan.

ByteDance mengoperasikan chatbot paling populer di Tiongkok, Doubao, yang mirip dengan ChatGPT OpenAI.

TikTok menghadapi larangan AS

Di AS, ByteDance menghadapi tenggat waktu 19 Januari untuk mendivestasikan saham TikToknya kepada pembeli yang disetujui atau ditutup setelah Kongres menyetujui undang-undang tersebut pada bulan April.

Pemerintah AS mengklaim hal ini merupakan ancaman keamanan nasional dan para pejabat khawatir akan pengaruhnya yang semakin besar di negara tersebut. Beberapa pejabat pemerintah khawatir bahwa ByteDance dapat menyerahkan data sensitif tentang penggunanya di AS kepada Partai Komunis Tiongkok.

Namun, Donald Trump menyatakan akan berusaha menyimpan lamaran tersebut setelah menjabat.

(Dan)