Suarainspiratif.com,
.
Saat Allah SWT mulai menegur hamba-Nya, itulah saat terbaik bagi seorang hamba karena hal itu menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang Allah SWT. Ilustrasi foto/ist
Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala mulai menegur hamba-Nya, itulah momen terbaik seorang hamba. Mengapa demikian? Teguran artinya Allah menunjukkan cinta dan kasih sayang-Nya.
Seorang hamba yang berbuat zalim kepada Allah, kemudian ditegur atas kezalimannya (Allah menunjukkan kesalahannya), sehingga seorang hamba mau menyesali dan kembali ke jalan kebenaran.
Teguran mempunyai beberapa arti. Bisa berupa sapaan, kritik, atau nasihat dan peringatan. Kalau berarti peringatan dari Allah, jelas berarti ada nasihat dari surga yang disampaikan kepada hamba-Nya. Teguran juga merupakan peringatan dari Allah agar seorang hamba tidak terjerumus lebih jauh ke dalam dosa, harus segera kembali ke jalan taubat dan hidup dalam ketaatan.
Dari Anas bin Malik, Nabisallallahu 'alaihi wa sallamber berkata:
“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, niscaya Dia akan mempercepat siksanya di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan atas dirinya, Dia akan mengakhiri siksa atas dosa-dosa yang dilakukannya hingga digenapi pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi).
Menurut Ustad Kajian Manhaj Salaf, Muhammad Abduh Tuasikal dalam kajiannya mengatakan bahwa peringatan dari Allah merupakan tanda cinta dari-Nya. Di jalan Dia memberikan cobaan dan musibah. Seandainya bukan karena musibah atau ujian, niscaya akan banyak mata yang enggan menangis, hati yang enggan untuk rendah hati, tangan yang enggan untuk menengadah, bibir yang enggan untuk beristighfar, dahi yang enggan sujud dan hidup yang terus lengah.
Hadits Anas bin Malik semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, mengatakan:
“Sesungguhnya pahala yang besar adalah karena ujian yang berat. Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. marah.” (HR. Ibnu Majah).
Terkadang perut yang lapar, dompet yang kosong, badan yang sakit-sakitan, masalah yang menimpa, musibah yang datang, sering kali dapat memberikan hikmah yang berarti dalam kehidupan kita yang lalai. Begitulah cara Allah Ta'ala menegur hamba-Nya.
Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan mempercepat siksanya di dunia dengan memberinya musibah yang tidak disukainya hingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. Kemalangan dan cobaan yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas, di mata manusia.) akan dibalas dengan pahala yang besar. Tanda cinta Allah dari Allah adalah Dia akan menguji hamba-Nya. Dan Allah lebih mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya.
Lukman, seorang yang shaleh, berkata kepada putranya, “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji dengan api, sedangkan seorang mukmin diuji dengan musibah.”
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
Bayangkanlah bahwa orang-orang akan dibiarkan saja jika mereka berkata, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak akan diadili. @Dan Kami pasti telah menguji mereka sebelum mereka, jadi beri tahu Tuhan. Orang-orang yang mengatakan kebenaran dan mengetahui orang-orang yang berdusta
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak akan diuji?”. “Dan sesungguhnya Kami telah menguji manusia sebelum mereka, maka Allah mengetahui orang-orang yang jujur dan mengetahui orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-'Ankabut 2-3).
Karena mungkin ketika kita sedang dalam kesenangan, kemudahan, kecukupan, kita sering lalai mengingat Allah. Sehingga Allah pun menegur kita dengan musibah atau ujian. Saat kita berada di puncak kenikmatan atau kebahagiaan, Allah akan menyapa kita dengan masalah, agar kita tidak melampaui batas, jangan terlalu boros, jangan mengabaikan ibadah, jangan pamer dan berlebihan.
Ketika kita dalam keadaan sehat, maka Allah akan menegur kita yang sedang sakit, agar kita bisa mensyukuri nikmat kesehatan, banyak memohon kesembuhan kepada Allah, belajar bersabar, jangan mudah membuang waktu, agar kita tetap menjaga kesehatan. pola makan dan kehidupan yang sehat.
Ketika kita berada dalam kemudahan, kenyamanan, kecukupan, maka Allah menegur kita dengan kesulitan, agar kita tidak merasa hebat, jangan bangga pada diri sendiri, rendah hati, bersyukur dan jangan sombong.
Saat kita sibuk mengejar dunia hingga lalai beribadah, Allah menegur kita dengan kegagalan dan kerugian, agar kita sadar bahwa kita tidak boleh berambisi terhadap dunia, bahwa kekayaan hanya titipan, bahwa dunia hanya sementara. .
Begitulah terkadang Tuhan menegur kita, agar kita tidak melampaui batas, agar kita tidak merasa hebat, agar kita bersyukur, agar kita bisa merenung, tidak berbangga dan kembali kepada-Nya. Sebab cobaan dan cobaan menyadarkan kita bahwa kita lemah dan kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan. Tanpa teguran dari Allah Ta'ala Yang Maha Baik, kita akan menjadi sombong dan menjalankan syariat.
Wallahu A'lam
(lebar)