Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Ketua Komisi Salah satunya karena pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang sangat besar.
Bambang mengatakan produk setengah jadi hasil hilirisasi pertambangan, seperti produk timah yang diolah menjadi ingot, kemudian nikel menjadi feronikel, jauh lebih mahal jika dijual di dalam negeri.
“Jika diolah lebih lanjut ke industri hilir lainnya, maka PPN sebesar 11% tersebut akan membuat barang tersebut menjadi lebih mahal dibandingkan jika barang tersebut langsung diekspor ke negara-negara di kawasan ASEAN,” ujarnya dalam acara Mindialogue, Kamis (9/1). /2025).
Lanjutnya, karena 98% produk di ASEAN sebagian besar sudah tidak dikenakan biaya masuk lagi. Akibatnya lalu lintas perdagangan antar negara di kawasan ASEAN untuk produknya hampir tidak ada.
“Jadi, barang ini lebih memudahkan masyarakat untuk berinvestasi di negara-negara ASEAN, mungkin salah satunya saat ini di Vietnam. Lalu dibangun di sana, lalu dikirim kembali ke Indonesia sebagai pasar dan penyelesaian PPN akan terselesaikan,” dia ditambahkan.
Untuk itu, dia menyarankan agar pengambil kebijakan mengevaluasi apa yang membuat Indonesia kurang kompetitif di mata investor.
“Saya kira kita perlu didorong untuk mengevaluasi kembali beberapa kebijakan pemerintah yang justru menghambat dan mengurangi keunggulan kompetitif kita dalam cara menarik investasi untuk mendukung hilirisasi dan industrialisasi,” ujarnya.
(pgr/pgr)
Artikel Berikutnya
Penasihat Prabowo Sarankan Proyek 'Kebanggaan' Jokowi Dilanjutkan Jadi Seperti Ini