Suarainspiratif.com,
TEMPO.CO, Jakarta – Mantan kader PDIP Effendi Simbolon berargumentasi agar Megawati Soekarnoputri harus mundur dari kursi ketua umum. Dia ditanya soal kasus Hasto yang menjadi tersangka. Ia menyatakan Megawati juga bertanggung jawab atas kasus yang melibatkan Hasto.
Effendi beralasan kasus ini merupakan musibah besar baginya PDIP Sebab, Hasto punya peran sentral di partai. “Harus ada pertanggungjawaban juga dari ketua umum bahwa ini merupakan pelanggaran hukum,” kata Effendi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah, Rabu, 8 Januari 2025.
Ketua DPP PDIP Nyonya Permaisuri mengatakan, pergantian ketua umum dan sekjen merupakan hal yang lumrah dalam kongres parpol. Menurut dia, masing-masing pihak mempunyai mekanisme internal. “Dalam setiap proses kongres di setiap parpol, wajar jika terjadi perubahan struktur di partai,” kata Puan saat memberikan keterangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2025.
Puan juga enggan mengomentari permintaan Megawati mundur. Kita tidak boleh berasumsi apa-apa. Kita saling menghormati dan menghormati proses internal yang ada di sebuah partai. Jadi, nanti kita ikuti bagaimana kongresnya, kata Puan.
Sorotan pada Effendi Simbolon
1. Tidak ada pernyataan usai bertemu Jokowi
Effendi Simbolon menyambangi kediaman Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Kamis, 2 Januari 2025. Namun, pertemuan keduanya berlangsung tertutup. Selepas pertemuan Jokowi maupun Effendi tidak memberikan pernyataan apa pun seputar topik pembicaraan mereka dalam pertemuan hari itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Effendi sempat membuka jendela mobil dan melambaikan tangan ke arah awak media. Namun, ia tidak menghentikan laju mobilnya untuk memberikan pernyataan kepada wartawan.
[–>
2. Pendapat agar Megawati Mundur dari Jabatan Ketua PDIP
Dikutip dari Antara, Effendi Simbolon menyatakan keprihatinannya terhadap situasi yang menimpa Hasto setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus Harun Masiku. Menurut Effendi kepemimpinan Megawati perlu dievaluasi. Ia berpendapat bahwa pengunduran diri Megawati sebagai Ketua Umum PDIP akan menjadi langkah yang tepat untuk menjaga integritas partai.
Pernyataan Effendi mendapat tanggapan dari PDIP. Partai tersebut menilai seruan tersebut merupakan upaya pihak tertentu untuk mengganggu stabilitas PDIP. PDIP pun menyoroti pertemuan Effendi dan Jokowi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pernyataan tersebut.
3. Komentar Puan terhadap Kongres
Effendi Simbolon menilai Megawati Soekarnoputri sebaiknya mundur dari jabatan Ketua Umum PDIP menyikapi status tersangka Hasto Kristiyanto. Puan Maharani mengingatkan semua pihak untuk saling menghargai dan menghormati, apalagi masing-masing pihak punya mekanismenya masing-masing.
Kita tidak boleh berasumsi apa pun. Kita saling menghormati dan menghargai proses internal yang ada di suatu partai. Jadi, kita ikuti proses yang ada di Partai PDI Perjuangan. Prosesnya internal Kongres, ujarnya. Jumat, 10 Januari 2025.
Puan mengatakan, Kongres PDIP akan dilaksanakan pada April 2025. “Jadi, kami yakin semua orang akan saling menghormati dan menghormati proses di semua partai yang akan dilakukan di internal partai,” ujarnya.
Kilas Balik Polemik Effendi Simbolon dan PDIP
Pemecatan Effendi Simbolon tertuang dalam dokumen tertanggal 28 November 2024. Dokumen tersebut ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto. PDIP mengungkapkan alasan pemberian sanksi pemecatan karena Effendi bertemu dengan Joko Widodo. Dia mengatakan, pertemuan ini menjadi salah satu alasan Efendi melakukan manuver politik dengan mendukung pasangan calon dukungan KIM Plus Ridwan Kamil dan Suswono di Pilkada Jakarta.
“(Effendi) bertemu dengan Pak Jokowi sebelum mengambil langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai,” kata Seno di Kantor DPP PDIP, Jakarta pada Minggu, 1 Desember 2024.
Effendi Simbolon hadir di salah satu agenda kampanye pasangan calon dari Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus, Ridwan Kamil-Suswono pada 18 November 2024. Di sebuah kafe kawasan Jakarta Pusat, Effendi terlihat tampil di RK-Suswono agenda kampanye. Dalam pertemuan itu, Effendi Simbolon masih berstatus kader PDIP, partai pengusung Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024.
Pada Pilpres 2024 lalu, Effendi pernah melontarkan pernyataan bahwa Prabowo Subianto merupakan sosok yang tepat memimpin bangsa menggantikan Jokowi. Hal itu disampaikan Effendi dalam forum rapat kerja nasional Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) pada Jumat, 7 Juli 2023.
Secara pribadi, Effendi berharap Indonesia dipimpin oleh tokoh-tokoh handal agar kekacauan tidak terjadi. Saya kira kita bisa membaca, jujur dan obyektif, saya melihat itu pada Pak Prabowo, kata Effendi.
Karena pernyataannya yang cenderung mendukung Prabowo, Effendi dipanggil ke Kantor DPP PDIP untuk dimintai klarifikasi pada Senin, 10 Juli 2023. Dalam proses klarifikasi tersebut, Ketua DPP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengingatkan Effendi agar kader partai tidak bisa langsung bebas. untuk melakukan apa pun.
Daniel Ahmad Fajri, Nabiila Azzahra, Novali Panji Nugroho berkontribusi pada penulisan artikel ini.