Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan penerapan bahan bakar solar (BBM) dengan campuran 40% biodiesel berbahan dasar minyak sawit atau B40 berlaku mulai 1 Januari 2025. Program ini diharapkan dapat menurunkan emisi. dan impor solar.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, kewajiban jenis bahan bakar solar (BBM) dengan campuran 40% biodiesel berbahan dasar minyak sawit atau B40 akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025.
Menurut dia, kebijakan tersebut telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 341 Tahun 2024 dan berlaku untuk semua sektor. Baik Kewajiban Pelayanan Publik (PSO) maupun non-PSO.
Sementara dengan penerapan kebijakan B40, kuota biodiesel pada tahun 2025 meningkat menjadi 15,6 juta kilo liter (kl). Dari kuota tersebut, pemerintah akan mengalokasikan 7,55 juta KL untuk PSO dan sisanya untuk non-PSO.
|
Foto: Uji coba bahan bakar B40 pada mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan berbahan bakar biodiesel dicampur minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/ 7/2022). ( . Indonesia/Muhammad Sabki)
Uji coba bahan bakar B40 pada mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan berbahan bakar biodiesel dicampur minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2021). 2022 ). ( . Indonesia/Muhammad Sabki)
|
“Jadi dari sini harga untuk non PSO saat ini ditanggung konsumen, tapi untuk non PSO harganya sudah berkisar Rp 13 ribu. Nanti Rp 13 ribu naik menjadi sekitar Rp 1.500-2.000,” kata Eniya pada Acara Energy Corner . Indonesia. , Selasa (7/1/2025).
Lebih lanjut Eniya menjelaskan, meski ditanggung konsumen, pemerintah memastikan kebijakan tersebut tidak berdampak pada inflasi. Hal ini berdasarkan kajian yang telah dilakukan sebelum kebijakan ini diterapkan.
“Sebelum kami melaksanakan kajian wajib kemarin, kami sudah menyelesaikan kajian tersebut dan dalam kajian tersebut kami melihat tidak mempengaruhi inflasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada tahun 2025, pemerintah menetapkan alokasi B40 sebesar 15,6 juta kiloliter (kl) biodiesel, dengan rincian 7,55 juta kl diperuntukkan bagi Public Service Obligation atau PSO. Sedangkan 8,07 juta kl dialokasikan untuk non-PSO.
Pemberlakuan program mandatori B40 tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No. 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Solar Dalam Industri Konteks Pembiayaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebesar 40 Persen.
Pendistribusian biodiesel ini akan didukung oleh 24 Badan Usaha (BU) BBN (biofuel) yang mendistribusikan biodiesel, 2 BU BBM yang menyalurkan B40 untuk PSO dan non-PSO, dan 26 BU BBM yang khusus menyalurkan B40 untuk non-PSO.
(ya)
Artikel Berikutnya
Bersiaplah 1 Januari 2025 Pemerintah Mulai Implementasikan Biodiesel B40
