Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Jepang kembali mengalami gempa berkekuatan 6,9 pada Senin malam waktu setempat. Dampaknya, beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLT Nuklir) pun ikut terguncang.
Mengutip Newsweek, Selasa (14/1/2024), PLTN Kawauchi dan Ikata mengalami guncangan berkekuatan 3 skala Richter. Sementara itu, PLTN Genkai yang berada di dekatnya dikabarkan juga ikut terdampak.
Kyushu Electric Power mengaku sedang memantau hal tersebut. Namun, sejauh ini belum ada kelainan yang dikonfirmasi pada tanaman tersebut.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan gempa yang melanda Laut Hyuga-Nada di lepas pantai Pulau Kyushu pada kedalaman 19,6 mil juga disertai peringatan tsunami. Masyarakat juga diimbau untuk menjauhi perairan, termasuk sungai.
Tsunami setinggi satu meter dilaporkan melanda pesisir Prefektur Miyazaki 30 menit setelah gempa awal. Prefektur Kochi di barat daya negara itu juga dilanda gelombang tinggi.
Pejabat badan tersebut, Shigeki Aoki, mengatakan kepada wartawan bahwa masyarakat harus waspada. Ada potensi longsor dan benda berjatuhan menimpa rumah.
“Gempa susulan bisa saja terjadi dalam sepekan ke depan, apalagi dua atau tiga hari ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Manajemen Krisis Balai Kota Takanabe di Prefektur Miyazaki, Yumasa Sato, mengatakan kepada NHK, guncangan gempa kemarin sangat kuat. Sehingga sulit untuk berdiri sekitar 20 hingga 30 detik.
Tingkat kerusakan belum diketahui, namun tercatat NHK menunjukkan lalu lintas lancar dan jalanan terang benderang, artinya listrik masih menyala. Belum ada laporan kerusakan meski warga di beberapa wilayah pesisir telah diminta mengungsi sebagai tindakan pencegahan.
Namun seorang pria menderita luka ringan di Kyushu setelah terjatuh dari tangga. Selain itu, gempa juga menyebabkan kereta api di Stasiun Miyazaki berhenti beroperasi sehingga menyebabkan penumpang terlantar.
Setelah gempa bumi yang terjadi pada hari Senin, pemerintah Jepang segera mendirikan kantor penghubung informasi di Pusat Manajemen Krisis di Kantor Perdana Menteri. Kantor tersebut didirikan untuk menilai situasi dan memantau kerusakan akibat gempa. Respon cepat ini mencerminkan kesiapan Jepang menghadapi kejadian seismik dan komitmennya untuk menjamin keselamatan masyarakat.
Jepang sering dilanda gempa bumi karena lokasinya yang berada di sepanjang “Cincin Api”, yaitu busur gunung berapi dan garis patahan di Cekungan Pasifik. Gempa bumi berkekuatan 7,1 yang sedikit lebih kuat terjadi di Laut Hyuga-nada di lepas pantai selatan pulau Kyushu pada tanggal 8 Agustus, dengan sebagian besar korban luka ringan dilaporkan, dan tidak ada korban jiwa.
Gempa Bumi Terkait dengan Palung Nankai
Di sisi lain, para ahli dari badan meteorologi Jepang berkumpul pada Senin malam. Mereka menganalisis apakah gempa bumi baru-baru ini di Prefektur Miyazaki mungkin terkait dengan aktivitas seismik Palung Nankai.
Palung Nankai adalah fitur mirip palung yang menonjol di dasar laut tempat pertemuan Lempeng Laut Filipina dengan Lempeng Eurasia. Batas tektonik ini menandai titik dimana Lempeng Laut Filipina berada di bawah Lempeng Eurasia benua.
Saat lempeng berinteraksi, tekanan meningkat seiring waktu karena besarnya tekanan dan gesekan di antara keduanya. Akhirnya, tekanan ini dilepaskan dalam bentuk gempa bumi dahsyat yang dikenal dengan gempa Palung Nankai.
Peristiwa ini diketahui berpotensi menimbulkan kerusakan luas dan tsunami. Hal ini membuat wilayah tersebut menjadi wilayah yang sangat mengkhawatirkan.
Salah satu gempa bumi terkuat di wilayah tersebut terjadi di lepas pantai Shikoku pada tahun 1946. Gempa bumi ini menewaskan lebih dari 1.300 orang.
(bos/bos)
Artikel Berikutnya
M 5.3 Gempa Guncang Sukabumi Sore Ini, Tidak Berpotensi Tsunami