Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Sistem pertahanan Inggris mempunyai gap yang besar dalam menghadapi serangan udara. Hal ini diketahui ketika London dan pakta pertahanannya, NATO, sedang bertensi tinggi dengan Rusia akibat serangan Moskow ke Ukraina.
Panel independen Inggris yang memimpin tinjauan pertahanan strategis Inggris mengatakan kondisi perisai rudal negara itu berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Panel tersebut, yang mencakup sejumlah anggota militer, menyerukan investasi tambahan untuk memperkuat perisai rudal.
“Beberapa anggota blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) juga baru-baru ini menyatakan rasa frustrasinya karena Inggris tidak memberikan kontribusi yang cukup terhadap perisai pertahanan untuk melindungi Eropa dari kemungkinan serangan jarak jauh,” kata laporan panel tersebut. Waktu New York dan dilaporkan Rusia Hari Ini (RT)Senin (6/1/2025).
“NATO akhir tahun ini akan meminta Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk secara signifikan meningkatkan belanja pertahanan udara berbasis permukaan (SBAD) untuk mempertahankan infrastruktur penting Inggris, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir dan pangkalan militer,” ujarnya.
Panel tersebut juga menyoroti ketegangan yang terjadi antara Inggris dan Rusia serta sejumlah sekutunya seperti China dan Iran. Ketiga rival London tersebut disebut-sebut telah mengembangkan rudal balistik yang mampu melintasi benua dengan kecepatan berkali-kali lipat kecepatan suara.
“Inggris saat ini berada dalam bahaya. Namun dalam 15 tahun, rudal balistik akan mampu menyerang Inggris dari mana saja di dunia,” tambah laporan itu.
Laporan itu juga mengatakan bahwa kapal perang Angkatan Laut Inggris, yang mengambil bagian dalam operasi pimpinan AS melawan milisi Houthi pro-Iran di Yaman, berada dalam bahaya diserang oleh rudal balistik yang lebih canggih. Hal ini kemudian menggarisbawahi penggunaan rudal oleh aktor non-negara.
“Kelompok militan di negara-negara Timur Tengah seperti Libya berpotensi menargetkan London jika mereka mampu memperoleh rudal jarak jauh,” kata laporan itu.
Analisis panel tersebut muncul ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan peringatan keras kepada AS dan Inggris, yang terus membantu Ukraina dengan senjata. Orang nomor satu Rusia itu mengatakan, manuver ini memberi Moskow hak untuk menyerang fasilitas militer negara-negara tersebut.
Putin juga mengatakan bahwa Moskow dapat memberikan respons asimetris terhadap tindakan tersebut dengan mempersenjatai kelompok atau negara yang bermusuhan dengan Barat, seperti Korea Utara, dengan persenjataan canggih.
(bos/bos)
Artikel Berikutnya
Putin Jadi Gila, Pembom Rudal Rusia Tinggalkan Negara NATO Dihantam