Kami menyerahkannya ke Parlemen dan Pemerintah

Redaksi

Suarainspiratif.com,

.

Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf menanggapi rencana pendidikan tinggi untuk diberikan izin bisnis pertambangan (IUP) di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (3/2/2025). Foto/Raka Dwi Novianto

Jakarta – Ketua (Ketum) dari Dewan Eksekutif Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf

“Ya, kami tidak tahu seperti apa RUU itu, kami hanya menunggu. Kami menyerahkannya kepada mereka yang memiliki otoritas tentang ini, yaitu Parlemen dan Pemerintah, silakan,” kata pria yang akrab memanggil Gus Yahya di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (3/2/2025).

Nu, kata Gus Yahya, mendukung aturan pemerintah untuk kepentingan masyarakat, salah satunya adalah izin bisnis pertambangan.

“Jadi prinsipnya adalah, apa pun agendanya untuk kepentingan masyarakat, kewajiban NU untuk mendukung dan berkontribusi. Sekarang tentang kebijakan, apa kebijakannya? Terserah pemerintah, terserah DPR. Apa adalah hukum, terserah Parlemen, “jelasnya.

https://www.youtube.com/watch?v=yjf7snmid08

Mengenai ratifikasi RUU Minerba, Gus Yahya tidak menjelaskan secara terperinci dukungan NU untuk peraturan tersebut.

“Ya, kita tidak tahu bagaimana itu terkandung, tetapi nanti kita akan lihat. DPR juga mengundang dari NU untuk membahasnya dan saya pikir di masa depan juga akan ada lebih banyak diskusi dengan mereka,” katanya.

Diketahui, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meratifikasi RUU Minerba menjadi undang -undang (hukum). Salah satu poin penting dalam RUU ini adalah penyediaan prioritas manajemen pertambangan ke UMKM ke universitas atau kampus.

Also Read

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

sby