Suarainspiratif.com,
.
Direktur Utama PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani melakukan kunjungan kerja ke China untuk membahas potensi kerja sama strategis dengan Basic International Investment Pte Ltd. Foto/Dok
Abdul Ghani menyambut positif rencana Basic International Investment Pte Ltd. yang akan meningkatkan investasi di Indonesia. Menurutnya, inisiatif ini memberikan potensi bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas karet yang sebelumnya mengalami tekanan harga.
“Rencana konversi lahan karet menjadi kelapa sawit atau tebu akan ditinjau sesuai dengan kebutuhan bahan baku karet alam Basic International Investment Pte Ltd,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Minggu (12/1/2025).
Abdul Ghani juga menegaskan, investasi ini tidak hanya bermanfaat bagi PTPN sebagai korporasi, namun juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja lokal.
“Dengan bertambahnya lapangan kerja, langkah ini sejalan dengan target Presiden Prabowo yang ingin mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%,” imbuhnya.
Selain membahas investasi pabrik sarung tangan, pembahasan juga mencakup potensi kerja sama pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) berbasis biomassa. Pembangkit listrik ini nantinya akan menyuplai kebutuhan listrik KEK Sei Mangkei dan masyarakat sekitar, sehingga mendukung transformasi kawasan tersebut menjadi Kawasan Industri Hijau.
Sementara itu, CEO dan pemilik Basic International Investment Pte Ltd., Mr. Liu juga menyatakan minatnya untuk mengembangkan bisnis di sektor pertanian dan peternakan sapi perah untuk mendukung Program Makanan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah. Sebagai catatan, anak usaha Basic International Investment Pte Ltd (PT Basic International Sumatra/BASIC) – yang bergerak di bidang manufaktur sarung tangan medis lateks – telah merealisasikan investasi di KEK Sei Mangkei sebesar Rp659 miliar pada tahun 2024.
Proyek ini merupakan awal dari rencana investasi jangka panjang dengan total nilai Rp 15 triliun. Untuk tahap pertama, investasi sebesar Rp4,8 triliun akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun terhitung Juli 2024.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam pengembangan usaha berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat lokal.