'Kiamat' Bumi Semakin Dekat? Bukti Baru Diungkap Ilmuwan Eropa

Redaksi

Suarainspiratif.com,




Jakarta, . Indonesia – Suhu global planet Bumi akan melebihi 1,5 derajat Celcius di atas masa pra-industri pada tahun 2024. Hal ini disampaikan oleh ilmuwan dari Uni Eropa (UE) Copernicus Climate Change Service (C3S).

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim mendorong suhu bumi ke tingkat yang belum pernah dialami manusia modern sebelumnya. Lintasannya sungguh luar biasa, kata Direktur C3S Carlo Buontempo, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/1/2025).

Data C3S mencatat suhu rata-rata planet pada tahun 2024 adalah 1,6 derajat Celcius. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun 1850-1900, yaitu masa “pra-industri”, sebelum manusia mulai membakar bahan bakar fosil yang mengeluarkan CO2 dalam skala besar.

Kantor Met Inggris juga mengkonfirmasi kemungkinan “pelanggaran” target 1,5 derajat Celcius pada tahun 2024, memperkirakan suhu rata-rata sedikit lebih rendah yaitu 1,53 derajat Celcius untuk tahun itu. Perlu dicatat bahwa pemerintah dunia berjanji berdasarkan Perjanjian Paris tahun 2015 untuk mencoba mencegah suhu rata-rata melebihi 1,5 derajat Celsius, guna menghindari bencana iklim yang lebih parah dan mahal.

Buontempo mengatakan meningkatnya emisi gas rumah kaca berarti dunia berada pada jalur yang tepat untuk melampaui target Paris. Meski begitu, belum terlambat bagi negara-negara untuk segera mengurangi emisi guna menghindari peningkatan pemanasan ke tingkat bencana.

“Kesepakatan ini belum selesai. Kami mempunyai kekuatan untuk mengubah arah mulai sekarang,” kata Buontempo.

Dampak perubahan iklim kini terlihat di setiap benua, mempengaruhi masyarakat dari negara-negara terkaya hingga termiskin di dunia. Kebakaran hutan yang melanda California minggu ini telah menewaskan sedikitnya lima orang dan menghancurkan ratusan rumah.

Pada tahun 2024, Bolivia dan Venezuela juga mengalami kebakaran hebat. Banjir besar melanda Nepal, Sudan dan Spanyol, dan gelombang panas di Meksiko dan Arab Saudi menewaskan ribuan orang.

Perubahan iklim memperburuk badai dan hujan lebat, karena atmosfer yang lebih panas dapat menampung lebih banyak air, sehingga menyebabkan hujan lebat. Jumlah uap air di atmosfer planet ini mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024.

(bos/bos)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Marah dengan Eropa, Tiongkok berbicara tentang pelanggaran



Artikel Berikutnya

Tanda 'Kiamat' Bumi Makin Mengerikan, 50.000 Orang Meninggal di Sini


Also Read

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

ced