Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Ketegangan geopolitik terus mewarnai hubungan Tiongkok dan Filipina. Hal ini disebabkan adanya tumpang tindih klaim antara kedua negara di kawasan Laut Cina Selatan (LCS).
Pada Rabu (4/12/2024), kedua negara saling bertukar argumen terkait ketegangan terkini di sekitar wilayah penangkapan ikan utama di Scarborough Shoal pada November lalu. Penjaga Pantai Tiongkok mengatakan empat kapal Filipina berusaha memasuki perairan teritorialnya di sekitar wilayah yang disebut Beijing sebagai Huangyan.
“Kapal-kapal Filipina telah mendekati kapal patroli penegakan hukum penjaga pantai secara berbahaya, sehingga mendorong mereka untuk melakukan kontrol terhadap rekan-rekan mereka,” kata juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok Liu Dejun dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters.
Dalam pernyataan lebih lanjut, Liu menambahkan bahwa salah satu kapal Filipina 'mengabaikan' peringatan yang berulang kali. Liu mengatakan tindakan ini sangat mengancam keselamatan kapal penjaga pantai Tiongkok.
“Kami memperingatkan Filipina untuk segera menghentikan pelanggaran, provokasi dan propaganda, jika tidak mereka akan bertanggung jawab atas segala konsekuensinya,” tambahnya.
Namun, Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan bahwa kapal Angkatan Laut dan Penjaga Pantai Tiongkok telah mengambil 'tindakan agresif' terhadap patroli rutin yang dilakukan oleh mereka dan biro perikanan. PCG mengatakan manuver Beijing juga membahayakan armadanya.
“Kapal penjaga pantai Tiongkok menembakkan meriam air dan menyerempet kapal PCG, sementara kapal Filipina menghadapi rintangan, bayangan, dan manuver berbahaya dari kapal angkatan laut dan penjaga pantai Tiongkok,” kata juru bicara PCG.
Manila dan Beijing telah berselisih di perairan ini, karena Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Pada hari Senin, Tiongkok menyerahkan peta laut ke PBB yang menunjukkan klaim teritorialnya atas perairan di sekitar Scarborough Shoal.
“Pengajuan tersebut merupakan kegiatan yang sah untuk mempertahankan kedaulatan teritorial dan hak serta kepentingan maritim (Tiongkok), sebagai pihak dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS),” kata pemerintah Tiongkok dalam sebuah pernyataan.
Di sisi lain, Juru Bicara Keamanan Nasional Filipina, Jonathan Malaya, menilai manuver Beijing tidak berdasar. Ia bahkan menyebut nama Filipina untuk Scarborough Shoal, Bajo de Masinloc, untuk membantah klaim Tiongkok.
“Ini tampak seperti penguatan klaim tidak berdasar (Tiongkok) terhadap Bajo de Masinloc setelah mereka menyerahkan garis dasar yang diduga mereka buat,” katanya.
(bos/bos)
Artikel Berikutnya
Hubungan negara tetangga Indonesia semakin panas dengan Tiongkok