Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Ancaman gempa besar akibat megathrust di Selat Sunda yang berpotensi memicu tsunami menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Belum lama ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merilis penelitian terbaru terkait megathrust di Indonesia yang sewaktu-waktu bisa meledak. Zona merah Megathrust yang disorot BRIN adalah Selat Sunda dan Pantai Selatan Jawa.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Eli Susiyanti menegaskan, Pemprov Banten terus melakukan langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Kami hanya mengedukasi masyarakat terkait permasalahan tersebut. Kami waspada dan terus berkoordinasi, kata Eli saat ditemui di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Selasa (7/1/2024).
Ia juga menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana.
Eli mengatakan saat ini Pemprov Banten sedang fokus pada mitigasi risiko melalui berbagai upaya. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai potensi ancaman megathrust dan cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana. Selain itu, koordinasi intensif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga terus dilakukan untuk memastikan tindakan pencegahan yang tepat.
“Kita melakukan mitigasi, mengedukasi masyarakat. Kita juga terus menjalin kerja sama dengan BMKG,” imbuhnya.
Dengan sinergi ini, pemerintah daerah berharap dapat memberikan peringatan dini dan bimbingan bagi masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami.
Dampak terhadap Industri Kelautan dan Perikanan
Sementara terkait dampak isu megathrust terhadap sektor kelautan dan perikanan di Banten, Eli mengatakan saat ini aktivitas sektor tersebut masih berjalan normal.
“Sejauh ini aktivitas berjalan seperti biasa, dampaknya tidak terlalu besar. Mungkin ke depan lebih ke pariwisata. Tidak terlalu ke perikanan,” jelasnya.
Meski demikian, dia tidak menutup kemungkinan ancaman megathrust dapat berdampak pada sektor pariwisata, khususnya terkait pantai dan kawasan pesisir. Oleh karena itu, langkah antisipatifnya juga mencakup perlindungan kawasan wisata penting di Banten.
Sebelumnya, Peneliti Pusat Penelitian Bencana Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa mengatakan, berdasarkan hasil penelitiannya, segmen megathrust di bagian selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo. dari 8,7 hingga 9,1.
Potensi megathrust ini dapat memicu gempa besar dan tsunami yang merambat melalui Selat Sunda hingga Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam, kata Rahma dalam keterangannya dikutip dari situs BRIN, Sabtu (4/1/ 2025).
Berdasarkan simulasi yang dilakukan BRIN bersama tim peneliti dari berbagai lembaga, jika terjadi tsunami, tinggi gelombang diperkirakan mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pantai selatan Jawa. pantai utara Jakarta. Penelitian ini juga menunjukkan fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah, seperti tsunami Pangandaran tahun 2006 yang dipicu oleh longsor laut di dekat Nusa Kambangan.
“Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus meningkat seiring berjalannya waktu. Jika dilepaskan sekaligus, guncangannya akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tapi juga di wilayah lain. wilayah pesisir,” tambahnya.
Sementara untuk wilayah perkotaan seperti Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan terhadap guncangan hebat, upaya mitigasi gempa juga mencakup perkuatan atau perkuatan struktur bangunan.
“Perkuatan sangat penting terutama pada bangunan di kawasan padat penduduk, karena guncangan yang kuat berpotensi menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa,” tambahnya.
Sementara untuk kawasan industri seperti Cilegon, potensi gempa juga dikhawatirkan dapat memicu kebakaran akibat kebocoran bahan bakar atau bahan kimia di pabrik-pabrik besar. Hal ini merupakan bahaya sekunder yang perlu diantisipasi melalui penerapan standar keselamatan yang ketat.
Foto: Eli Susiyanti, SH, MH (Kepala DKP Provinsi Banten) saat diskusi membahas pagar laut di perairan Tangerang, Banten. ( . Indonesia/Martyasari Rizky)
Diskusi Pagar Laut di Perairan Tangerang Banten. ( . Indonesia/Martyasari Rizky)
|
(dce)
Artikel Berikutnya
Warga Jepang Panic Buying, Terancam Gempa Parah-Bisa Picu Tsunami