Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut B. Panjaitan menegaskan penguatan GovTech (Government Technology) atau INA Digital dapat memperkuat pendapatan negara hingga 6,4% PDB atau setara Rp 1.600 triliun. Hal itu disampaikan Luhut dalam jumpa pers DEN, di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
GovTech merupakan lembaga yang bertugas mendorong integrasi layanan digital pemerintah yang saat ini tersebar di ribuan platform/aplikasi.
Keberadaan GovTech atau INA Digital dapat membuat pemerintahan lebih efisien karena seluruh data instansi pemerintah dan warga negara Indonesia tersinkronisasi dalam satu platform data, serta dapat diakses dan dipantau secara real time.
“Kalau bisa, program ini bisa mendapatkan 6,4% PDB atau setara Rp 1.600 triliun. Angka ini akan kita pecahkan dan saya lihat kalau dilakukan dengan baik dan saya setuju, jangan melawan, jangan mengkritik, Ayo dulu, beri kritik yang membangun karena banyak permasalahan yang perlu diselesaikan,” kata Luhut.
Luhut juga yakin dengan langkah digitalisasi yang dilakukan pemerintah karena pengalaman sebelumnya dalam menangani Covid-19 dan Simbara untuk nikel dan sawit.
Menurut Luhut, program penguatan GovTech termasuk dalam 53 quick win yang diusung Presiden Prabowo. Ia memastikan program quick win ini, termasuk GovTech, bukan sekedar omongan belaka. Ini akan dimulai dengan cepat.
GovTech diluncurkan pada era Presiden Joko Widodo. Peluncurannya dilakukan pada 27 Mei 2025. Saat diresmikan, INA Digital merupakan bagian dari Peruri. Platform INA Digital akan menyatukan seluruh aplikasi pemerintah, pemerintah daerah, dan data kependudukan.
Amanah Pemerintah kepada Peruri sebagai GovTech Indonesia tertuang dalam Keputusan Presiden No. 82 Tahun 2023 tentang Percepatan Transformasi Digital dan Integrasi Layanan Digital Nasional.
(haa/haa)
Artikel Berikutnya
Dipimpin Luhut, Prabowo menghidupkan kembali Dewan Ekonomi Nasional