Suarainspiratif.com,
.
Perjalanan Nabi Muhammad SAW saat terjadi Isra Mikraj pada malam hari ternyata mempunyai alasan tersendiri, apalagi melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Foto Ilustrasi/Sindonews
Pada tanggal 27 Rajab umat Islam memperingatinya peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam (saw). Peristiwa besar ini diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai tanda kebesaran Tuhan. Apa penyebab peristiwa yang terjadi pada malam hari?
Rasulullah berlari di malam hari ternyata mempunyai alasan tersendiri. Ketika Nabi mengalami kesulitan menghadapi orang-orang kafir yang menolak dakwahnya, Allah ridha Nabi dengan melaksanakannya dari Masjid Al-Haram Makkah hingga Masjid Aqsa Palestina.
Berikut penjelasannya dalam firman Allah SWT:
Maha Suci Dia Yang Esa Dan Langit
Artinya: “Mahasi (Allah), yang telah melaksanankan hambanya (Muhammad) pada malam Masjid menuju Masjid Aqsha yang telah Kami berkahi disekelilingnya agar kami dapat melihatnya sebagian dari tanda-tanda Kami.” (QS. Al- Ayat Isra 1)
Ayat ini menyebutkan bahwa peristiwa Isra', perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa pada malam hari. Sedangkan peristiwa Mikraj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid Aqsa ke Sidratul Muntaha (Mustawa) tidak diumpamakan dengan ayat ini, namun diwajibkan dalam Surat an-najm .
Allah mengawali firman-Nya pada ayat ini dengan “Subhana” dan pada beberapa ayat lainnya, sebagai tanda bahwa ayat tersebut .ristiwa-peristiwa luar biasa yang hanya terlaksana karena Irlaah dan Kekuasaan-Nya.
Dari kata Asra dapat dipahami bahwa Isra Nabi Muhammad SAW terjadi pada malam hari. Karena kata Asra dalam bahasa Arab berarti perjalanan pada malam hari. Penyebutan Lilan dengan bentuk Isim Nakirah yang berarti malam, dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa peristiwa Israing memakan waktu malam yang singkat dan juga untuk memperkuat pemahaman bahwa Isra benar-benar terjadi pada malam hari.
Allah telah memberikan hambanya pada malam hari, karena itulah waktu yang paling utama bagi hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan waktu terbaik untuk beribadah kepada-Nya.
Kata 'Abdihi (Hamba-Nya) dalam ayat ini berarti Nabi Muhammad SAW terpilih sebagai nabi terakhir. Dia menerima perintah untuk melakukan perjalanan malam itu, untuk menghormatinya.
Dalam ayat ini tidak dijelaskan waktunya secara pasti, baik waktu pemberangkatan maupun kepulangannya kembali ke kediamannya di Mekkah. Hanya saja dijelaskan bahwa Isra' Nabi dimulai dari Masjidil Haram, Masjid yang terkenal dengan Ka'bah (Baitullah) terletak di dalamnya, menuju Masjid Aqsa di Baitul Makdis. Masjid ini dinamakan Masjid Aqsa yang berarti “terjauh”, karena letaknya jauh dari kota Mekkah yaitu di Palestina.
Allah menyebutkan alasan Nabi Muhammad SAW diusung pada malam hari, yaitu untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran Nabi. Tanda-tanda tersebut disaksikan Rasulullah dalam perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, berupa pengalaman berharga.
Betapa luasnya keagungan Tuhan Sang Pencipta yang universal dan agung. Pengalaman baru yang disaksikan Nabi Muhammad SAW bermanfaat untuk menguatkan hatinya menghadapi banyak kendala dari umatnya.
Dalam ayat ini Allah hanya menyebutkan peristiwa Isra saja. Sedangkan peristiwa Mikraj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid Aqsa ke Sidratul Muntaha (Mustawa) tidak diibaratkan ayat tersebut, melainkan disebutkan dalam surat An-Najm.
Hampir semua tafsir berpendapat bahwa peristiwa Isra terjadi setelah Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Peristiwa itu terjadi satu tahun sebelum migrasi. Menurut Imam Az-Zuhri, Ibnu Sa'ad, dan lain-lain. Imam Nawawi pun membenarkan hal tersebut.
Bahkan menurut Ibnu Hazm, peristiwa Isra terjadi pada bulan ke-12 Rajab setelah diangkat menjadi Nabi. Sedangkan al-Hafizh 'Abdul Gani al-Maqdisi memilih pendapat bahwa Isra' dan Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab, dengan alasan bahwa umatlah yang melakukannya. Wallahu a'lam
(lebar)