Mengapa pangkalan NATO di Rumania bisa memicu Perang Dunia III?

MOSKOW – NATO menggunakan Rumania sebagai “pintu perang”, yang bertujuan untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rusia. Hal ini menjadi skenario pemicu Perang Dunia III.

Hal itulah yang diperingatkan oleh calon presiden independen Calin Georgescu.

Dalam episode 'The Shawn Ryan Show' yang diterbitkan pada hari Sabtu, Georgescu dan mantan Navy SEAL AS Shawn Ryan membahas kudeta di Rumania dan potensi implikasi dari penumpukan militer di Pangkalan Udara Mihail Kogalniceanu (MK), fasilitas NATO terbesar di dekat negara tersebut. Laut Hitam. Kandidat presiden telah menyuarakan keprihatinan atas kehadiran militer blok tersebut di Rumania, dan memperingatkan bahwa pangkalan NATO di negara tersebut dapat digunakan untuk memicu perang dengan Rusia.

Mengapa pangkalan NATO di Rumania bisa memicu Perang Dunia III?

1. Rumania bisa menjadi pintu gerbang Perang Dunia III

“Apa yang terjadi saat ini di Rumania dan tidak adanya reaksi dari luar negeri, terutama Amerika Serikat, menunjukkan bahwa mereka tidak memahami apa yang terjadi di sini. Karena jika mereka menggunakan Rumania sebagai pintu perang, apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Georgescu kepada pembawa acara ketika ditanya apakah Rumania “sedang berada di tengah kudeta saat ini.”

“Kami tidak membutuhkan perang,” katanya.

Baca Juga: Indonesia semakin kuat di kancah geopolitik

2. Rumania Memiliki Pangkalan Militer Terbesar di Eropa

Rumania, yang menjadi anggota NATO sejak tahun 2004, telah memperluas Pangkalan Udara MK untuk menampung lebih banyak pasukan dan peralatan militer. Proyek ini dimaksudkan untuk menjadi pangkalan NATO terbesar di Eropa.

Pembangunan tersebut dikritik oleh Moskow, dan Andrey Klimov, wakil ketua Komite Dewan Federasi Urusan Luar Negeri, menyebutnya sebagai “ancaman bagi Bukares.” Menurut Klimov, semakin besar pangkalan militer “anti-Rusia” dan “semakin dekat dengan perbatasan Rusia, semakin besar kemungkinan pangkalan tersebut akan menjadi salah satu sasaran pertama serangan balasan.”

3. NATO telah menyiapkan skenario serangan di wilayah Rusia

Ketika ditanya apakah pangkalan itu akan digunakan untuk melakukan “serangan besar terhadap Rusia,” Georgescu menjawab, “Tepat sekali. Kata itu – ofensif – adalah kata yang salah. Dan kami tidak dapat menerimanya,” katanya. “Karena ini bukan urusan kita. Ini bukan perang kita.”

Georgescu, yang dikenal karena pandangannya yang sangat skeptis dan anti-NATO, muncul sebagai kandidat terdepan dalam pemilihan presiden Rumania pada bulan November, dengan meraih 22,94% suara. Kenaikan jabatannya memicu spekulasi bahwa ia akan mendorong penarikan Rumania dari NATO atau setidaknya berupaya mengurangi kerja sama militer dengan NATO.

Mahkamah Konstitusi Rumania membatalkan pemilu menjelang putaran kedua pemungutan suara, dengan mengutip dokumen intelijen yang menuduh adanya “kejanggalan” dalam kinerja Georgescu. Keputusan ini memicu serangkaian protes jalanan di Bukares.

Pada hari Jumat, ribuan demonstran berkumpul di luar pengadilan tinggi Rumania, menuntut transparansi dan menuduh pihak berwenang mendalangi kudeta pemilu.

“Sembilan orang di dalam, mereka memutuskan, bukan 19 juta, apa yang harus mereka lakukan,” kata calon presiden tersebut kepada pembawa acara sambil membahas pembatalan pemilu putaran kedua. “Kami meminta bantuan kepada lembaga-lembaga demokrasi, dan kami ingin melindungi hidup kami, keluarga kami, bangsa kami,” tambahnya.

(ahm)