Suarainspiratif.com,
Situbondo (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menutup sementara kegiatan jual beli di tiga pasar hewan selama 21 hari mulai 13 Januari hingga 2 Februari 2025 untuk menekan penyebaran virus penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak. .
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Situbondo, Achmad Junaidi di Situbondo, Jumat, menjelaskan penutupan sementara operasional pasar hewan merupakan upaya menekan penyebaran virus FMD yang saat ini berjumlah 210 kasus.
“Hal ini menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Menteri Pertanian tentang kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus penyakit hewan menular strategis (PHMS),” ujarnya.
Menurutnya, kajian epidemiologi yang dilakukan pejabat otoritas veteriner Provinsi Jawa Timur dan rekomendasi pejabat otoritas veteriner serta berdasarkan perkembangan kasus PMK di beberapa wilayah di Situbondo, terjadi peningkatan kasus PMK.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kewaspadaan dini terhadap potensi penularan virus PMK dan meminimalisir risiko potensi penyebaran PMK pada sapi di Situbondo.
Sesuai surat edaran Menteri Pertanian, lanjut Junaidi, operasional pasar hewan akan ditutup sementara minimal dua minggu jika ditemukan atau terindikasi kasus PMK.
Misalnya di Tulungagung sapi yang mati hanya enam ekor, menandakan PMK sudah menutup pasar hewan, sedangkan di Situbondo ada 210 kasus dan 43 ekor mati, ujarnya.
Junaidi menambahkan, penutupan sementara operasional tiga pasar hewan, yakni di Pasar Sabtoan (Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan), Pasar Hewan di Kecamatan Besuki, dan Pasar Hewan di Kecamatan Asembagus.
“Di pasar hewan ini penyebaran virus PMK sangat rentan terjadi pada sapi, kambing, dan domba. Karena hewan yang ada di pasar tersebut berasal dari berbagai kabupaten/kota lain,” ujarnya.
Masyarakat peternak dan pelaku usaha peternakan diimbau untuk tidak melakukan kegiatan jual beli ternak dalam jumlah besar di dalam atau di luar pasar hewan dan menjaga kebersihan kandang dan peralatan ternak serta lingkungan sekitar.
Melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang dan lingkungan sekitar, menjaga kesehatan ternak dengan memberikan pakan yang cukup dan berkualitas, dan apabila terdapat ternak yang sakit segera pisahkan dengan ternak sehat lainnya dan segera laporkan ke pusat kesehatan hewan (puskeswan) petugas.
Hingga minggu pertama Januari 2025, tercatat 210 ekor sapi di Situbondo terkena penyakit mulut dan mulut atau PMK, 210 ekor dibandingkan sebelumnya (Desember) 82 ekor.
Dari 210 ekor sapi tersebut, sebanyak 43 ekor sapi milik peternak mati atau sapi mati tersebut diduga terkena virus PMK dalam seminggu, bertambah delapan ekor sapi (sebelumnya 35 ekor sapi mati).
Baca juga: Sapi di Situbondo Terpapar FMD Bertambah Jadi 210 Ekor
Baca juga: Pakar: Diperlukan Vaksin yang Tepat dengan Isolat Virus RI untuk Atasi PMK
Baca juga: DPKP: 42 Ternak di Karawang Terpapar PMK, Lima Ternak Mati
Wartawan: Novi Husdinariyanto
Redaktur: Nurul Hayat
Hak Cipta © ANTARA 2025