Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Distribusi rumah bersubsidi pada awal 2025 telah jatuh karena sampai sekarang skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) masih belum jelas. Ketua Indonesia Realestat (REI) Joko Suranto meminta pemerintah untuk segera merumuskan skema yang ada sehingga distribusi dapat berjalan.
“Kami sebagai industri mengalami kesulitan ketika ada tipe yang khas. Kami mengalami kesulitan arus kas (dana), banyak teman yang sulit. Kami berharap 2025 harus dapat berjalan sebagai program 3 juta rumah. Tetapi ada ketidakpastian tentang realisasi karena pemerintah menginginkan perubahan dalam skema.
Ketidakpastian membuat pengembang mengadakan pembangunan rumah karena rumah sebelumnya belum diserap. Akibatnya industri di bawahnya dapat terganggu, meskipun rantai pasokan industri tidak kecil.
“Kami berharap pemerintah akan menyadari, apa yang terjadi di FLPP telah dipercepat, jangan terganggu oleh kesadaran ini karena ini adalah siklus yang tidak boleh diganggu karena ada 185 industri yang bekerja di sana. terganggu, “ Kata Joko.
Jika tidak ada kejelasan sampai pertengahan Februari mengenai skema FLPP, pengembang akan bergerak sendirian untuk tetap dapat menjual rumah, misalnya dengan memberikan diskon.
Dia memperkirakan ada kerugian yang timbul, termasuk puluhan ribu orang yang menunggu skema FLPP ini berjalan.
“Jika di pertengahan Februari saya tidak dapat berlari, saya akan mendesak teman untuk segera menyadari dengan cara bagaimana mempertahankan arus kas, misalnya dengan diskon, selanjutnya kami menunggu dan melihat untuk mendapatkan kepastian,” katanya.
(DCE)
Artikel berikutnya
Demi kelas menengah, kuota FLPP ditambahkan ke 200.000 unit