Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Center for Strategic and International Studies (CSIS) menilai program kebanggaan era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), dalam hal ini proyek hilirisasi nikel, hanya berdampak kecil terhadap masyarakat lapisan bawah di Indonesia.
Peneliti Departemen Perekonomian CSIS Indonesia, Deni Friawan mengatakan meski kebijakan ini berhasil mendorong investasi dan ekspor produk turunan nikel secara signifikan. Namun manfaatnya belum dirasakan secara merata oleh masyarakat, terutama pada lapisan bawah.
“Kebijakan ini memang meningkatkan investasi dan ekspor produk turunan mineral beserta dampaknya secara signifikan, namun sayangnya masih sangat terbatas,” ujarnya dalam diskusi publik di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Ia kemudian membeberkan beberapa faktor penyebab terbatasnya dampak tersebut. PertamaHilirisasi yang dilakukan masih dalam tahap awal sehingga manfaat ekonominya belum sepenuhnya terasa.
Keduasebagian besar produk yang dihasilkan langsung diekspor ke Tiongkok, tanpa diolah lebih lanjut di dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah. Ketigaindustri mineral logam bersifat padat modal.
Keempat, libur pajak Dan pembebasan pajak Artinya, keuntungan dari sektor ini belum dimanfaatkan secara maksimal di dalam negeri, karena sebagian besar keuntungan tersebut dipulangkan ke luar negeri.
“Kemudian ada dampak negatif dari sisi lingkungan dan sosial. Terutama terhadap lingkungan, karena ingin cepat, karena ingin cepat membangun, terkadang kita sering melupakan aspek lingkungan atau menutup mata. Misalnya saja dampak lingkungan. Analisis selesai setelah proyek atau bangunan selesai dibangun,” ujarnya.
(pgr/pgr)
Artikel Berikutnya
RI Menikmati Berkah! Proyek Favorit Jokowi Raup Rp542 Triliun