Suarainspiratif.com,
.
Menteri Agama Nasaruddin Umar resmi mengukuhkan pimpinan Badan Pembinaan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) di Jakarta pada Jumat (24/1/2025). Foto: Bimbingan Islam Kementerian Agama
“Kebanyakan perceraian terjadi pada rumah tangga yang berusia di bawah lima tahun. Ini bukan hanya masalah pribadi, tapi juga tantangan sosial yang besar. “Anak-anak kecil kehilangan orang tua seutuhnya, sedangkan para janda muda seringkali terjebak dalam kesulitan ekonomi dan sosial,” kata Nasaruddin dalam sambutannya di ruang VIP Masjid Istiqlal, Jumat (24/1/2025).
Perceraian di usia muda seringkali dipicu oleh berbagai tekanan seperti tekanan biologis, tuntutan sosial, dan tekanan ekonomi. Menag mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya menyalahkan perempuan yang bercerai di usia muda, tapi melihat mereka sebagai korban dari sistem sosial dan budaya yang kurang mendukung.
Menag menekankan pentingnya peran BP4 dalam mencegah dan menangani krisis rumah tangga di masyarakat. BP4 yang berada di bawah binaan Kementerian Agama mempunyai tanggung jawab besar dalam mendukung keutuhan keluarga melalui mediasi, penyuluhan, dan edukasi.
“BP4 harus menjadi tempat pertama yang diingat masyarakat ketika menghadapi permasalahan keluarga. Kami ingin konflik diselesaikan di BP4 tanpa harus ke pengadilan. Selain itu, BP4 juga harus hadir sebagai agen perubahan sosial, membantu membangun ketahanan keluarga di tengah berbagai tekanan zaman, ujarnya.
Jihad Sosial Menyelamatkan Keluarga
Pengurus BP4 mempunyai tugas besar yang disebut jihad sosial. Ada lima bentuk jihad yang menjadi prioritas BP4:
1. Jihad menjaga keluarga : Menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga sehingga keluarga menjadi tempat yang aman dan sejahtera.
2. Menutup pintu maksiat : Mendidik masyarakat untuk menjauhi perilaku yang dapat merusak nilai-nilai keluarga.
3. Menyelamatkan anak: Memberikan perlindungan psikologis dan sosial kepada anak yang terkena dampak konflik rumah tangga.
4. Menyelamatkan perempuan: Memberdayakan perempuan agar tidak terjebak dalam stigma sosial pasca perceraian.
5. Menyelamatkan bangsa dan negara: Memastikan keluarga Indonesia menjadi landasan yang kuat dalam membangun generasi penerus yang berkualitas.
“Pekerjaan ini merupakan panggilan moral bagi kita semua. Menyelamatkan keluarga sama dengan menyelamatkan bangsa. “BP4 harus menjadi rumah besar solusi dan harapan,” kata Nasaruddin.
Komitmen dan Dukungan
BP4 akan memperluas layanan mediasi dan konsultasi hingga tingkat KUA di seluruh Indonesia. Dengan melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti psikolog, advokat, dan ahli hukum, BP4 siap memberikan pendekatan holistik dalam menangani konflik rumah tangga.
Menag juga menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai platform seperti media sosial, website, dan YouTube. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga integritas rumah tangga.
Mengakhiri sambutannya, Imam Besar Masjid Istiqlal juga mengingatkan bahwa krisis perceraian bukan hanya soal angka, tapi juga masa depan bangsa.
“Keluarga adalah pilar utama dalam membangun sebuah negara. “Dengan hadirnya BP4 yang lebih aktif dan responsif, saya optimis kita bisa menurunkan angka perceraian dan menyelamatkan generasi mendatang,” ujarnya.
Peresmian BP4 menandai langkah besar dalam upaya Kementerian Agama mengatasi krisis perceraian di Indonesia. Dengan dukungan penuh pemerintah dan masyarakat, BP4 diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi keluarga Indonesia.
(jon)