Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Indonesia telah resmi bergabung menjadi anggota penuh BRICS. Wakil Ketua sekaligus anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menilai keputusan tersebut belum berdampak pada hubungan Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
BRICS diketahui tengah mengusung agenda dedolarisasi atau pengurangan transaksi perdagangan yang menggunakan mata uang dolar AS. Bahkan Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif 100% pada sembilan negara blok BRICS, jika blok tersebut menciptakan mata uang saingan.
“(Dedolarisasi) itu salah satu agendanya (BRICS), tapi yang jadi masalah berapa banyak transaksi yang tidak menggunakan dolar, itu masih sedikit,” kata Mari di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (7/1/2025).
Selain itu, menurutnya, Indonesia juga memiliki inisiatif sistem perdagangan seperti Local Currency Settlement (LCS), atau penggunaan mata uang masing-masing negara tanpa menggunakan dolar AS. Misalnya, perdagangan dengan China tidak lagi mengacu pada dolar AS, dan bisa langsung dari rupiah ke yuan.
Jadi sebenarnya prosesnya sudah berjalan, apakah BRICS akan membantu untuk mempercepatnya, mungkin butuh waktu ya. Karena kenyataannya dolar masih dominan dalam transaksi dan memegang aset, kata Mari.
Menurut Mari, setiap negara juga berhak memiliki sistem perdagangan yang berbeda, seperti LCS. Apalagi posisi politik internasional Indonesia juga bebas aktif sehingga bisa bekerjasama dengan pihak manapun.
Kita bisa bekerja sama dengan berbagai pihak tanpa mengganggu kepentingan AS. Bahkan, kita ingin menjadi jembatan antara negara berkembang dan maju,” kata Mari Elka.
Terkait ancaman Donald Trump terhadap negara-negara yang melakukan dedolarisasi, menurut Mari, hingga saat ini pihaknya belum mendengarnya. Namun diversifikasi sistem perdagangan di luar dolar AS telah banyak diterapkan di negara lain seperti Malaysia.
“Kita belum pernah dengar, tapi ada istilah yang mengatakan itu hak negara untuk melakukan transaksi. Bahkan sekarang kita sudah punya sistem perdagangan langsung dengan China. Kita sudah punya sistem, Malaysia juga punya sistem dari China. rupiah ke yuan. Jadi sebenarnya belum ada yang protes, tapi kita lakukan itu,” ujarnya.
Mari kita ungkap bahwa LCS akan berkembang di dunia keuangan internasional. Meski masih banyak pihak yang menilai dolar AS masih dominan.
Seperti diketahui, ancaman Trump terhadap negara BRICS diungkapkan melalui media sosialnya Trush Social. Trump akan mengenakan tarif 100% pada BRICS jika negara tersebut benar-benar menciptakan mata uang saingan terhadap dolar AS.
“Gagasan bahwa negara-negara BRICS berusaha menjauh dari dolar (AS) sementara kita hanya berdiam diri dan menonton sudah BERLALU,” tulis Trump di media sosialnya, dikutip BBC Senin (2/12/2024).
“Kami menuntut komitmen… bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS baru, atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS yang perkasa atau, mereka akan menghadapi Tarif 100%,” tulisnya lagi seperti yang diterbitkan oleh AFP, merujuk pada kelompok tersebut. itu meliputi Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan (Afrika Selatan), Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA).
Trump sendiri berjanji akan mengusung agenda proteksionisme. Ia juga kerap mengancam akan menerapkan tarif besar terhadap negara-negara pesaing AS.
Perlu diketahui bahwa BRICS didirikan pada tahun 2009 oleh lima negara. BRICS sendiri merupakan akronim dari masing-masing negara tersebut yaitu Brazil, Russia, India, China dan South Africa (Afrika Selatan/Afrika Selatan). Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS mempunyai 11 anggota.
Anggota tetap BRICS lainnya adalah Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA). Sedangkan mitra BRICS saat ini adalah Türkiye, Aljazair, Belarus, Kuba, Bolivia, Malaysia, Uzbekistan, Kazakhstan, Thailand, Vietnam, Nigeria, dan Uganda.
(emy/rabu)
Artikel Berikutnya
Perang Putin-Xi Jinping untuk 'Menghancurkan' Dolar AS Dimulai, Bawa RI