Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan, Lapangan Gas Abadi Blok Masela di Maluku akan mulai dibangun pada 2025.
Hal itu diungkapkan Rosan usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto menerima delegasi Asosiasi Jepang – Indonesia (Japinda) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
“Program dari Inpex, Masela yang kita harapkan segera berjalan, rencananya akan mulai berjalan tahun depan. Sudah diumumkan sebelumnya dan kita berharap beberapa tahun ke depan bisa selesai, karena juga akan berdampak besar bagi masyarakat. Indonesia,” kata Rosan saat memberikan keterangan pers di Istana. Negara, Jakarta, Rabu (5/12/2024).
Perlu diketahui, kontrak bagi hasil (PSC) migas Blok Masela ditandatangani pada tahun 1998, menandai Inpex sebagai operator blok gas tersebut. Kemudian pada eksplorasi tahun 2000, kontraktor menemukan Lapangan Gas Abadi dengan potensi gas sebesar 6,97 triliun kaki kubik (TCF).
Namun sayangnya hingga saat ini proyek tersebut belum masuk tahap produksi. Faktanya, proyek ini belum juga berjalan setelah Shell keluar sebagai salah satu pemegang saham (35%) di blok ini pada tahun 2023, yang kemudian digantikan oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Petronas Masela Sdn Bhd. Inpex sendiri masih menguasai 65% hak partisipasi di proyek Blok Masela.
Oleh karena itu, pemerintah akan memantau langsung keberlangsungan proyek ini.
“Katanya proyek ini sudah berjalan sejak (tahun) 2000, jadi sudah lebih dari 20 tahun dan harapannya tahun depan insya Allah sudah mulai berjalan,” kata Rosan.
Lebih lanjut, ia menargetkan Blok Masela akan beroperasi atau berproduksi pada tahun 2030. Lapangan Gas Abadi, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional Indonesia, dengan kapasitas produksi diperkirakan mencapai 9,5 metrik ton LNG per tahun, gas pipa 150 MMSCFD. , dan sekitar 35.000 barel minyak per hari (bpd).
Dalam kesempatan itu, Rosan juga memastikan Inpex selaku operator akan memasukkan skenario fasilitas Carbon Capture and Storage (CCS).
“Iya, ada CCUS juga kan,” kata Rosan.
(wia)
Artikel Berikutnya
Program Gas Jokowi Dilanjutkan, KADIN Buka-bukaan Soal Tantangan