Suarainspiratif.com,
Jakarta, . Indonesia – Rusia kembali berhasil melakukan perebutan wilayah dalam perangnya melawan Ukraina. Moskow mengaku berhasil merebut kota Kurakhove yang berada di Ukraina Timur, Senin waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa penangkapan Kurakhove penting dalam perangnya. Hal ini disebabkan posisi kota ini sebagai pusat logistik Ukraina.
“Menangkap Kurakhove, yang telah bertahan selama berminggu-minggu, akan memungkinkan pasukan kami meningkatkan laju kemajuan di wilayah Donetsk Ukraina. Kami juga telah merebut Dachenske, sebuah desa tidak jauh dari Kurakhove,” kata badan tersebut, dikutip Reuters, Selasa ( 7/1/2025).
Hal ini juga dibenarkan oleh sejumlah sumber Ukraina. Blogger Ukraina mengatakan para prajurit tersebut terus menerus terkena tembakan dari beberapa peluncur roket dan bom berpemandu. Sebuah laporan menyebutkan bahwa Kurakhove 'hampir menghilang'.
Keberhasilan Rusia ini terjadi ketika Ukraina melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Kursk yang berada di utara medan perang. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina melancarkan serangan besar pada Senin pukul 9 pagi waktu Moskow. Hal itu dilakukan Kyiv untuk menahan gerak maju pasukan Rusia.
“Sekitar jam 9 pagi waktu Moskow, untuk menghentikan gerak maju pasukan Rusia menuju Kursk, musuh melancarkan serangan balik,” tambah Kementerian Pertahanan Rusia.
“Ukraina menggunakan dua tank, selusin kendaraan lapis baja dan satu unit penghancur dalam serangan itu, yang mengarah ke desa Berdin, sekitar 15 km timur laut Sudzha. Operasi untuk menghancurkan formasi tentara Ukraina terus berlanjut,” katanya.
Para blogger militer pro-Kremlin mengakui bahwa tentara Rusia berada di bawah tekanan namun mengatakan bahwa Moskow melakukan perlawanan. Gambar yang menunjukkan barisan kendaraan lapis baja Ukraina melewati salju dibagikan oleh blogger militer pro-Rusia Dva Mayora di Telegram.
Dalam pidato video yang disiarkan malam harinya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina telah membentuk zona penyangga dan menimbulkan kerugian besar di Kursk. Kondisi ini diklaim membuat Moskow tidak bisa mengerahkan pasukannya di wilayah penting di front timur.
“Selama operasi Kursk, musuh telah kehilangan 38.000 tentara di wilayah ini saja, dan hampir 15.000 di antaranya tidak dapat dipulihkan,” katanya.
Rusia melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berusaha merebut wilayah tersebut dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah tersebut, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia, serta niat Ukraina untuk bergabung dengan pertahanan Barat. aliansi, NATO.
Langkah tersebut pada akhirnya menyeret sejumlah negara Barat ke dalam konflik, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah sekutunya di Eropa. Mereka memberikan bantuan yang sangat besar kepada Kyiv untuk melawan pasukan Rusia, dan di sisi lain, menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi terhadap Moskow sehingga tidak mempunyai anggaran untuk perang.
Sejauh ini, kedua belah pihak sedang berjuang untuk meningkatkan posisi medan perang mereka sebelum Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilantik pada 20 Januari. Trump sendiri berjanji akan segera mengakhiri perang dan memotong senjata serta bantuan keuangan ke Ukraina.
(bos/bos)
Artikel Berikutnya
Ukraina 'Serang' Rusia Kembali, 1000 Km2 Wilayah Putin Dikuasai Zelensky