Suarainspiratif.com,
Antaranews (ANTARA) – Tim ilmuwan berhasil membangun spektrum energi lengkap pertama dari proton berenergi tinggi matahari yang diperoleh selama ledakan matahari di Mars, sehingga memberikan pemahaman baru tentang lingkungan radiasi di sekitar Planet Merah.
Studi yang dipublikasikan baru-baru ini di jurnal Geophysical Research Letters ini dilakukan bersama oleh para peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok (USTC), Institut Fisika Modern dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Institut Fisika Lanzhou, serta serta Universitas Kiel Jerman.
Peristiwa partikel energi matahari (SEP), yang dipicu oleh ledakan matahari, adalah salah satu fenomena cuaca luar angkasa yang paling berbahaya.
Peristiwa ini secara tiba-tiba dapat meningkatkan aliran partikel berenergi tinggi, sehingga menimbulkan risiko bagi pesawat ruang angkasa dan astronot.
Berbeda dengan Bumi, Mars tidak memiliki medan magnet pelindung dan memiliki atmosfer yang sangat tipis, sehingga permukaannya sangat rentan terhadap partikel berenergi tinggi dan sekunder.
Memahami dampak peristiwa SEP di Mars sangat penting untuk upaya proteksi radiasi dalam misi eksplorasi Mars di masa depan.
Tim peneliti menggunakan data dari beberapa detektor untuk menyusun spektrum peristiwa SEP. Spektrum proton berenergi rendah dan menengah disediakan oleh pengorbit Tianwen-1 Tiongkok dan pesawat ruang angkasa Mars Atmosfir dan Volatile Evolution (MAVEN) milik NASA, sedangkan fluks proton berenergi tinggi diperoleh dari menggabungkan observasi penjelajah Curiosity milik NASA di Mars dengan mensimulasikan pengangkutan proton partikel di atmosfer Mars.
Dengan menganalisis dan mencocokkan data ini, para peneliti memetakan spektrum energi proton untuk peristiwa SEP, yang mencakup rentang 1 hingga 1.000 MeV.
Studi ini berfungsi sebagai referensi berharga untuk penelitian masa depan mengenai fenomena cuaca luar angkasa serupa, kata Guo Jingnan, seorang profesor di USTC. Dia menambahkan bahwa penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya pemantauan terkoordinasi terhadap radiasi yang sedang berlangsung di Mars.
Wartawan: Xinhua
Redaktur: Bayu Prasetyo
Hak Cipta © ANTARA 2024