Sepeda motor listrik tidak laku, stok di diler dan pabrikan menumpuk

Redaksi

Suarainspiratif.com,




Jakarta, . Indonesia – Penjualan sepeda motor listrik dikabarkan lesu. Produsen bahkan melihat ada kecenderungan menunda pembelian sepeda motor listrik. Disinyalir, calon pembeli menunggu kejelasan terkait insentif pembelian sepeda motor listrik.

Penjualan sepeda motor listrik pada 2024 bakal kuat karena didukung insentif Rp7 juta per unit. Namun pada awal tahun 2025, penjualan akan anjlok karena belum ada aturan mengenai insentif bagi industri.

Pelanggan menunggu, saya tanya ke industri, penjualan hanya 10% (normal), kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setiyadi kepada . Indonesia dikutip Jumat (9/1/2024).

Keputusan calon pembeli adalah menunggu karena tanpa insentif harga mobil akan menjadi normal. Padahal insentifnya Rp. 7 jutaan dirasa bisa membantu menurunkan harga jual motor tersebut.

“Saat ini penjualan sepeda motor listrik dengan berbagai skema yang ada (tahun lalu) akhirnya kembali ke skema semula, kami menjualnya dengan kondisi tidak ada subsidi, tapi karena masyarakat tahu tahun lalu ada subsidi, banyak masyarakat yang menunggu. akhirnya tidak membelinya terlebih dahulu. tunggu beli,” kata Budi.

Industri berharap besaran insentif yang diberikan pada tahun ini sama dengan tahun lalu. Pasalnya, harga sepeda motor listrik sangat bergantung pada teknologi baterai dimana baterai lebih mendominasi yakni pada kisaran 30-40%.

“Kami sudah menyurati kementerian terkait, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri ESDM karena subsidi tidak hanya diberikan untuk sepeda motor baru, tapi konversi juga. Kami usulkan bahwa tahun 2025 kita lanjutkan dengan tahun 2024 karena sistemnya sudah bagus. Dan besaran subsidinya kalau bisa tidak dikurangi,” kata Budi.

Harga sepeda motor listrik bervariasi, ada yang Rp 13-15 jutaan dengan baterai tipe SLA. Namun ada juga yang dibanderol dengan harga Rp. 40-50 hingga 70 juta tergantung kualitas baterai itu sendiri.

“Dengan insentif Rp 7 juta sangat layak, untuk harga yang mahal subsidinya masih cukup tinggi, namun untuk harga Rp 14-15 juta masyarakat tinggal menambah Rp 7 juta untuk mendapatkan sepeda motor listrik, Setidaknya untuk edukasi awal ternyata menggunakan sepeda motor listrik sudah cukup baik,” ujarnya. Budi.

Produsen Mendesak Percepatan Kepastian Insentif Sepeda Motor Listrik

Ketidakpastian insentif ini berarti bahwa kebijakan untuk masing-masing industri masih belum seimbang. Ia juga meminta waktu berdiskusi dengan Ketua Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko untuk menyampaikan pesan agar skema subsidi bisa sama seperti tahun 2024.

“Perlu dipercepat agar tidak berlama-lama seperti sekarang, agar masyarakat bisa langsung membeli dan kemudian industri dengan persiapan yang cukup bisa langsung menjualnya karena sekarang kita kelebihan stok, sehingga banyak sekali sepeda motor listrik. kini TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 40%. menumpuk, Bukan hanya di industri, tapi di dealer,” kata Budi.

Pihak industri berharap pemerintah tetap melanjutkan pemberian insentif, dimana saat ini pemerintah sedang merumuskan kebijakan terkait skema skala tersebut. Saat ini dalam tahap penantian dan berharap tidak terlalu lama.

“Yang terjadi sekarang di tahun 2024 karena kuotanya cukup banyak sehingga stok industri banyak, dengan harapan tahun 2024-2025 bisa menjual cukup banyak,” kata Budi.

(dce)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Tahun Baru Insentif Baru, Kendaraan Listrik Bakal Diburu



Artikel Berikutnya

Pengusaha Protes Pemerintah Potong Kuota Subsidi Sepeda Motor Listrik


Also Read

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy kuy