UI Dukung Program Sekolah Adiwiyata dengan Pendidikan 3R

JAKARTA – Penerapan konsep zero waste melalui prinsip 3R, pengurangan, penggunaan kembali dan daur ulang, sejak dini sangat penting untuk membentuk kesadaran lingkungan pada generasi muda khususnya siswa sekolah dasar. Dengan mengajarkan mereka untuk mengurangi sampah, menggunakan kembali barang dan mendaur ulang, mereka dapat mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

“Menerapkan 3R pada usia muda tidak hanya mengajarkan tanggung jawab, tetapi juga membentuk kebiasaan berkelanjutan yang akan terus mereka bawa sepanjang hidup. Hal ini sangat penting dalam menciptakan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk masa depan,” ujar Ketua Komunitas Tim Pengabdian Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Dwini Handayani, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/11/2024).

Terkait hal tersebut, Universitas Indonesia menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung salah satu program pemerintah yaitu Sekolah Adiwiyata. Mengangkat tema “The Magic of Recycling”, Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia menggelar kegiatan edukasi zero waste di SDN 1 Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, Jumat (22/11) pekan lalu.

Dwini mengatakan, di tengah kondisi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, mengajarkan pentingnya pelestarian lingkungan kepada anak-anak sekolah di Indonesia sudah menjadi sebuah kebutuhan. Anak-anak, ditegaskannya, merupakan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, dan akan menghadapi dampak semakin memburuknya kondisi lingkungan hidup di masa depan. Oleh karena itu, memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap lingkungan hidup sejak dini sangatlah penting, ujarnya.

Membangkitkan antusiasme mahasiswa, acara dikemas dengan kegiatan praktik yang menginspirasi dan memacu kreativitas. Pada kegiatan ini setiap siswa diajarkan untuk mengolah limbah kemasan makanan ringan menjadi barang yang fungsional, misalnya tempat pensil. Melalui pendekatan praktik langsung ini, siswa dapat mengembangkan kreativitas sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengelola sampah. Keisha, mahasiswa FEB UI yang mengikuti kegiatan ini mengatakan, metode pembelajaran sambil bermain dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini akan efektif karena tidak membosankan.

Prita dan Beta, anggota Pengmas yang juga dosen FEB UI menyatakan, kesadaran memilah dan mendaur ulang sampah harus dimulai sejak dini agar menjadi kebiasaan berkelanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan. Kepala SDN 1 Bojong Rawalumbu Abdul Munir mengapresiasi kegiatan yang diadakan Pengmas UI. Ia juga sepakat bahwa pendidikan tentang pelestarian lingkungan harus dimulai sejak usia dini. Ia mengatakan sekolah adalah tempat yang ideal untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang lingkungan dan keberlanjutan.

“Guru harus berperan aktif dalam mendidik anak tentang nilai-nilai penting pelestarian lingkungan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendaur ulang sampah,” ujarnya. Ia berharap dengan dimulainya kesadaran sekolah terhadap lingkungan, SDN 1 Bojong Rawalumbu dapat menjadi salah satu sekolah yang dapat melaksanakan program Adiwiyata.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat UI didanai oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia dan didukung oleh Pertamina Hulu Rokan, Labtek Apung, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRM). Penyelenggaraannya merupakan kerjasama antara dosen dan mahasiswa UI serta Apung Labtek.

(fjo)